PSIKOLOGI
PENDIDIKAN adalah psikologi terapan yang mengajarkan bagaimana
proses belajar yang ilmiah dan dilihat dari tingkat laku
( L.Crow & AL.Crow 1989)
1) Pendidikan
Informal
àRelatif tidak di sadari,kemudian menjadi
kecakapan dan sikap hidup sehari-hari.
Ex
:
belajar dari keluarga,lingkungan,komunitas
2) Pendidikan
Formal
àPendidikan yang disengaja dengan tujuan
dan bahan ajar yang tegas dan klasifikasi.
Ex:
sekolah/perguruan tinggi ( ada aturan umum yang berlaku)
3) Pendidikan
Non Formal
àPendidikan yang dilakukan dengan sengaja
tetapi tidak memenuhi syarat pendidikan formal
Ex:
bimbel(bimbingan belajar),exkul
Dalam pendidikan formal anak akan memperoleh :
·
Pengetahuan tentang lingkungan sekitar
·
Kontrol gerak yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan pribadi
·
Keterampilan bahasa ( mengikuti
percakapan sederhana)
·
Pengertian hubungan pribadi dengan
kelompok
Penidikan merupakan
suatu hasil :
·
Menghasilkan perubahan dari keterampilan
dan akan mengembangkan budaya serta akan memperkaya manusia
·
Segala perubahan yang terjadi sebagai
konsekuensi dari pertisipasi individu dalam kegiatan belajar
PSIKOLOGI PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI :
A.
Crow
& Crow (1989)
Suatu
ilmu terapan yang berusaha untuk menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan
dengan belajar secara ilmiah,serta memperhatikan prinsip-prinsip dan suatu yang
berhubungan dengan tingkah laku.
B.
Barlow
(1985)
Sebuah
pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian
sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam
proses belajar mengajar secara efektif.
C.
Tardif
(1987)
Sebuah
bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku
manusia untuk usaha-usaha kependidikan.
D.
Hendro
P. & Ira P. (1997)
Aplikasi
atau penerapan dari hasil-hasil penelitian psikologi di bidang pendidikan dan
merupakan suatu ilmu yang mempelajari secara sistematik perkembangan anak didik
dalam setting pendidikan.
SEJARAH
SINGKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Beberapa pendapat para ahli :
1.
Democritus
Filsuf pertama yang
menekankan pentingnya pengaruh lingkungan dan suasana rumah terhadap
perkembangan kepribadian seseorang sehingga lingkungan dan suasana rumah perlu
dibina sebaik mungkin agar suasananya kondusif (menguntungkan) bagi
perkembangan anak.
2.
Plato
dan Aristoteles
Plato dan Aristoteles
mengembangkan sistem pendidikan berdasarkan pada prinsip-prinsip psikologi.
Mereka menulis tentang model-model pendidikan yang diperuntukkan bagi kelompok
masyarakat yang berbeda-beda.
3.
John
Locke
Seluruh pengetahuan pada
hakikatnya berasal dari pengalaman. Apa yang kita ketahui melalui pengalamanitu
bukanlah objek atau benda yang hendak kita ketahui itu sendiri, melainkan hanya
kesan-kesan pada pancaindra kita.
4.
Rousseau
Seorang penganut
Naturalis, mendasarkan ide-ide pendidikan pada prinsip-prinsip perkembangan
manusia. Oleh karena itu, memahami prinsip-prinsip perkembangan adalah penting
untuk perlakuan dalam pendidikan
5.
Fenom
Anak-anak selalu
mempunyai rasa ingin tahu dan selalu mencari pemecahan (belajar)
6.
John
Amus Cornericus
Anak adalah individu
yang sedang berkembang bukan orang dewasa mini.
7.
John
Heinrich Pastolozzi
·
Menyelenggarakan
pendidikan secara klasikal
·
Merombak
pendidikan bagian calon pendidikan dengan konsep psikologi.
8.
William
James,Cattel & Alfred Binet
·
James
: Pendekatan Fungsional dalam psikologi
·
Cattel
: Individual differences & pengukuran mental
·
Binet
: Tes intelegensi yang bersifat individual
SUMBANGAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN TERHADAP TEORI & PRAKTEK PENDIDIKAN
I.
Peserta
Didik
a)
Karakteristik
perkembangan individu
b)
Individual
differences
·
Intelektual
(kecerdasan,intelegensi)
·
Non
Intelektual (minat,sikap,dll)
II.
Proses
a)
Bagaimana
proses belajar dan masalah belajar
b)
Metode
belajar
c)
Penggunaan
alat bantu pendidikan
d)
Manajemen
waktu
e)
Penyusunan
jadwal belajar
f)
Exkul
g)
Disiplin
melalui reward dan punishment
III.
Pendidik
a)
Penyusunan
kurikulum yang sesuai dengan perkembangan individual
b)
Meningkatkan
kompetensi
c)
Membantu
pendidik untuk mengarahkan anak-anak luar biasa
METODE
PSIKOLOGI
Ø
Intropeksi
– Pengamatan ke dalam diri sendiri
Ø
Observasi-
Kegiatan melihat sesuatu di luar diri seingga yang di peroleh merupakan data
overt behavior (perilaku yang tampak)
Ø
Klinis-
Untuk mengumpulkan data secara lebih rinci mengenai perilaku penyesuaian dan
kasus- kasus perilaku menyimpang
a)
Studi
kasus klinis
b)
Studi
kasus perkembangan
Ø
Diferensial-
Untuk meneliti perbedaan-perbedaan individual yang terdapat di antara anak-anak
(tes,angket,dl)
Ø
Ilmiah-
Proses sistematik dalam memecahkan permasalahan dan merupakan pendekatan obyek
yang terbuka
Ø
Eksperimen-
Pengontrolan secara ketat terhadap faktor-faktor atau variabel-variabel diperkirakan
dapat mencari hasil penelitian
BAKAT
dan INTELEGENSI
v Intelegensi
i.
Sejarah
a) Wundt
(German),Galton (Inggris),Cattel (AS)
è Tes
untuk anak-anak. Hasilnya ada perbedaan ketepatan dan kecepatan individu dalam
mengerjakan tes.
b) Pra
1800-an
è Tes
hanya untuk mengukur satu kemampuan
c) 1880
è Ebbinghause
menemukan berbagai tes memori
d) Alfred
Binet & Theopile Simon
è Membedakan
intelegensi anak normal dengan anak lemah pikir ( Tes Binet-Simon )
e) Tes
Binet
è Direvisi
1916 menjadi Tes Stanford Binet
ii.
Pengertian
·
Terman à Suatu kemampuan
untuk berfikir berdasarkan atas gagasan yang abstrak
·
Binet à Intelegensi
mencakup 4 hal yaitu; pemahaman,hasil penemuan,arahan & pembahasan
·
Stren à Kapasitas umum
dari individu yang secara sadar dapat menyesuaikan jiwa yang umum dengan
masalah & kondisi hidup baru
·
Thorndike à Daya kekuatan
respon yang baik dari sudut pandang kebenaran & kenyataan. Tiga aspek
intelegensi; ketinggian,keluasan,kecepatan.
iii.
Teori-teori
·
Thurstone à Intelegensi
beroperasi pada 4 tingkat trial & error,yaitu :
a. Perilaku
nyata ( trial & error )
b. Perseptual
( trial & error)
c. Ideational
d. Konseptual
à
dijadikan acuan bagi pengukuran intelegensi
·
Kemampuan kenseptual Thurstone
Ø Verbal
Comprehention (V)
Ø Number
(N)
Ø Spatial
Relation (S)
Ø Word
Fluency (W)
Ø Memory
(M)
Ø Reasoning
( R)
iv.
Pengukuran
Ø Kualitatif
: Perbedaan intelegensi disebabkan karena kualitas individu yang berbeda
Ø Kuantitatif
: Perbedaan intelegensi disebabkan karena terdapat perbedaan kuantitas individu
Ø Alfred
Binet ( Tes Stanford Binet )
IQ
= MA/CA x 100
Ket
: IQ= Intelegensi Quotient
MA= Mental Age
CA= Chronological Age
v.
Kurve normal